KETERCUKUPAN AIR TEMPORAL SEBAGAI INDIKATOR KETERSEDIAAN AIR KAWASAN (STUDI KASUS DAS CILIWUNG HULU)

https://doi.org/10.36441/seoi.v1i1.604

Penulis

  • Agus Susanto Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Terbuka
  • M. Yanuar J Purwanto Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor
  • Bambang Pramudya Departemen Teknik Pertanian dan Biovistan, Institut Pertanian Bogor
  • Etty Riani Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Institut Pertanian Bogor

Kata Kunci:

tidak cukup air, kurang cukup air

Abstrak

DAS Ciliwung Hulu wilayahnya meliputi kawasan wisata puncak, menpunyai curah hujan rata-rata tahunan lebih besar dari 3.000 mm, namun beberapa kawasan mengalami kekurangan air baku diwaktu musim kemarau. Kondisi tersebut akibat pembangunan lahan untuk pariwisata atau pemukiman dengan laju 12.34% per tahun, sehingga air hujan yang masuk ke dalam tanah (infiltrasi) hanya 20%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketersediaan air sepanjang tahun dari masing-masing sub DAS di DAS Ciliwung Hulu dengan indikator ketercukupan air temporal. Metode yang digunakan adalah: F.J.  Mock untuk analisis debit andalan, Indeks Pollutan untuk analisis kualitas air, neraca air untuk surplus dan defisit air, dan indeks ketercukupan air temporal (IKaT). Hasil analisis menunjukkan: Sub DAS Ciseuseupan untuk katagori ketersediaan air termasuk ke dalam katagori tidak cukup, sedangkan dalam katagori ketercukupan air temporal masuk kurang cukup; Sub DAS Cibogo dalam katagori ketersediaan air masuk dalam status kurang cukup, namun dalam katagori ketercukupan air temporal termasuk ke dalam status sedang: sub DAS Cisarua baik untuk katagori ketersediaan maupun ketercukupan air temporal masuk dalam status sedang; dan sub DAS Ciesek, Ciliwung Hulu, dan Cisakabirus mempunyai skor 1 baik untuk ketercukupan air temporal maupun keterseiaan air.

Diterbitkan

2022-02-09