GASTRONOMI KULINER PERANAKAN NON-HALAL DI GLODOK, JAKARTA
Keywords:
Gastronomi, filosofi, Peranakan, non-halal, GlodokAbstract
Topik gastronomi menjadi pilihan karena ilmu ini sudah menjadi bagian dari pariwisata karena berkaitan dengan seni kuliner – makanan; yang sangat terkait erat dengan area atau tempat, identitas, dan budaya. Tujuan penelitian ini untuk menilik filosofi dari beragam kuliner non-halal yang ada di Glodok, Jakaarta Barat. Metode deskriptif dengan uraian kualitatif digunakan peneliti untuk menjabarkan atas gambaran yang didapat saat turun lapangan. Hasil yang didapatkan bahwa filosofi, bumbu, rasa, dan tampilan untuk makanan seperti kuo tie, bakso, bakmi, dan sekba masih sama dengan asalnya dari Tionghoa. Pergeseran terjadi pada bakpia dimana yang dijual hanya rasa manis tanpa daging babi yang aman dikonsumsi masyarkat Indonesia. Filosofi dan alkulturasi budaya Tionghoa – Indonesia ini harus dipertahankan sehingga disarankan bagi penjual makanan untuk mempertahankan dan mempelajari ilmu gastronomi sehingga informasi yang diberikan akan semakin lengkap dan akurat. Penelitian ini bisa dilanjutkan untuk disiplin ilmu lain seperti ekonomi dan pariwisata gastronomi yang lebih mendalam.References
Boyne, Steven et al. (2003). Policy Support and Promotion for Food Related Tourism Initiatives. https://www.researchgate.net/publication/254378989_Policy_Support_and_Promotion_for_Food-Related_Tourism_Initiatives. Diakses 30 November 2018.
Bromokusumo, AK. (2011). Resep Masakan: “Babi Cinâ€. http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/619-resep-masakan-babi-cin. Diakses tanggal 30 Juli 2020.
Gumulya, Devanny. (2017). Pencampuran Budaya Cina, Jawa, dan Belanda pada Budaya Makan Cina Peranakan. https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/andharupa/article/view/135. Diakses tanggal 29 November 2018.
Pujawan, A.A. Ketut Alit dan Trisdayanti, Ni Putu Eka. (2017). Eksplorasi Makanan Tradisional Bali di Kabupaten Bangli. Jurnal Gastronomi Indonesia. No.1. Volume 5 halaman 1-12.
Priherdityo, Endro. (2017). Blusukan Kuliner di Antara Gang Glodok. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170128012450-262-189632/blusukan-kuliner-di-antara-gang-glodok. Diakses 20 Januari 2020.
Rama, Febri. (2018). Mengenal Sejarah Bakso, Kuliner Sejuta Umat Selama Berabad-abad. https://travelingyuk.com/sejarah-bakso/80734. Diakses tanggal 20 Januari 2020.
Rohman, Taufigur. (2017). Sejarah Bakpia Pathok, Jajanan Khas Yogyakarta yang Mendunia. https://phinemo.com/sejarah-bakpia-pathok-jajanan-khas-yogyakarta-yang-mendunia. Diakses 17 Agustus 2020.
Sormaz, Umit et al. (2015). Gastronomy in Tourism. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S221256711630286. Diakses tanggal 29 November 2018.
Sugiyono, P. (2015). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta.
Wenhua, Zhonghua. (2012). Jiaozi dan Kuotie. http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/1666-jiaozi-dan-kuotie. Diakses tanggal 20 Januari 2020.
Wijaya, Yana Gabriella. (2019). Sejarah Bakmi hingga Jadi Favorit di Indonesia. https://travel.kompas.com/read/2019/11/27/111100127/sejarah-bakmi-hingga-jadi-favorit-di-indonesia-. Diakses tanggal 20 Januari 2020.
Published
Issue
Section
Copyright (c) 2021 Jurnal Industri Pariwisata

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional. that allows others to share the work with an acknowledgement of the works authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journals published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).