WISATA TEH: SEBUAH STUDI KASUS DI PANTJORAN TEA HOUSE
Keywords:
tea-tourism, tea-blending, gastronomy-tourism, pantjoran-tea-houseAbstract
Dewasa ini Indonesia sedang menggalakkan sektor pariwisata melalui berbagai pendekatan, salah satunya adalah Pariwisata Gastronomi (Kuliner). Di berbagai negara, khususnya China, tradisi minum teh memiliki sejarah panjang, tidak terkecuali Indonesia yang menempati 10 negara terbesar produsen teh di dunia. Untuk mengetahui daya tarik meracik dan minum teh yang diharapkan memperkuat daya tarik wisata gastronomi, penelitian ini melakukan studi kasus di Pantjoran Tea House, yang berlokasi di wilayah Petak Sembilan, Jakarta.Hasil studi menunjukkan bahwa masyarakat yang gemar minum teh berusia muda dan berpendidikan tinggi. Jenis teh yang digemari adalah jenis teh bunga dengan frekuensi dua kali sehari. Umumnya, kebiasaan minum teh ditularkan melalui anggota keluarga lainnya. Wisatawan Pantjoran Tea House umumnya merupakan pengunjung baru dengan alasan tertarik dengan atraksi meracik teh. Wisatawan menyatakan bahwa mereka mendapat pengetahuan baru tentang teh; manfaat bagi kesehatan; cara meracik, menyajikan, dan menikmati teh dengan benar. Wisatawan menyebutkan tidak berkeberatan dengan harga yang dibayar dengan mendapat pengetahuan dan pengalaman baru. Wisatawan juga ingin datang lagi dan merekomendasikan pengalamannya kepada pihak lain.References
Putra, D.A. (2016). Peringkat 7 Penghasil Teh Terbesar Dunia Tapi Produk RI Kalah Saing. https://www.merdeka.com/uang/peringkat-7-penghasil-teh-terbesar-dunia-tapi-produk-ri-kalah-saing.html. Di unduh tanggal 24 Maret 2018
Jolliffe, L. ed. (2007). Tea and tourism: Tourists, traditions and transformations (Vol. 11). Channel View Publications.
Li, W. (2007). Tea cultural tourism: a new model of cultural eco-tourism—case study on the tea cultural eco-tourism in Yunnan. Academic Exploration, 1, pp.137-140.
Yovita, D & Rejamardika, Y.N. (2013). Analisis Deskriptif Tentang Gaya Hidup Minum Teh Masyarakat Surabaya di Hare and Hatter Cabang Surabaya Town Square. Jurnal Hospitality dan Manajemen Jasa, 1(2), pp.450-457.
Neuman, L. (2000). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches (5th edn). Allyn and Bacon: Boston.
Ning, X & Liu, Q. (2005). Study on the tea cultural tourism development in Jiangxi. Journal of Agriculture Archaeology, 4, pp.10-18.
Song, Y., Cui, S. & An, Y. (2004). On the Chinese tea culture. Journal of Socialist College of Hebei, 1, pp.76-78.
Cheng, S.W., Xu, F.F., Zhang, J. & Zhang, Y.T. (2010). Tourists' Attitudes Toward Tea Tourism: A Case Study in Xinyang, China. Journal of Travel & Tourism Marketing, 27(2), pp.211-220.
Wang L. (1992). Chinese Tea Culture. China Bookstore: Beijing. (In Chinese)
Wu, T. (2006). Developing tea tourism in Meitan. Journal of Tea in Guizhou, 2, pp.26-29.
Yang, Z. (2007). October. Tea culture and Sino-American tea connections. In Chinese American Forum (Vol. 23, No. 2, pp. 8-14).
Yulianti, A. D. (2008). Analisis Adaptasi Upacara Minum Teh (Chanoyu) di Indonesia.Universitas Sumatera Utara: Medan [Skripsi]
https://kabar10.com/negara-penghasil-teh/ [24 Maret 2018]
https://www.kompasiana.com/sutiono/pantjoran-tea-house-resto-kekinian-di-kawasan-glodok_58e1a600bf22bdf1048b456a. [24 Maret 2018]
Published
Issue
Section
Copyright (c) 2021 Jurnal Industri Pariwisata

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional. that allows others to share the work with an acknowledgement of the works authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journals published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).